Senin, 22 Juli 2013

Cabangbungin " Sejarah Singkat Kramat Batok "

 
 
Riwayat singkat Benda Cagar Budaya ( BCB) " Kramat Batok " yang berada di desa Jaya Bakti Kecamatan Cabang Bungin Kab Bekasi , berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 tentang pentingnya untuk melindungi peninggalan sejarah dan purbakala atau Benda Cagar Budaya  agar dapat  terpelihara dengan baik . Melihat hal tersebut di atas , maka salah satu keturunan dari Bapak Gabid yang bernama  H. Obing Fachrudin dan masyarakat sekitar desa Jaya Bakti Kecamatan Cabang Bungin Kab Bekasi bermaksud akan melaksanakan pemugaran dan membangun Mushollah di sekitar Kramat Batok .

Keberadaan Benda Cagar Budaya " Kramat Batok " menurut juru pelihara ke tujuh yang bernama Linih yang kini telah berusia sekitar 85 tahun bahwa , Kramat Batok merupakan pemakaman seorang tokoh yang bernama Gabid ,  Gabid adalah seorang pejuang yang juga seorang Ulama yang berasal dari Sumedang Larang .
Pada tahun 1850 Bapak Gabid dan pengikutnya di kejar oleh Belanda lalu bersembunyi kedalam hutan belantara , konon pada waktu itu belum seorangpun yang pernah menapakkan kakinya kedalam hutan belantara itu , lalu di dalam hutan tersebut bapak Gabid dan para pengikutnya menemukan perkakas rumah tangga yang terbuat dari tempurung kelapa / Batok Kelapa ,piring gelas dll .
Setelah penemuan tempat tersebut Bapak Gabid bersama pengikutnya memutuskan untuk hidup dan menetap di tengah hutan belantara tersebut untuk membuka hutan menjadi perkampungan lalu menyebarkan agama Islam , setelah daerah tersebut menjadi Kampung di beri nama desa PULO LUYU , setelah adanya pemekaran maka kini mejadi tiga desa yaitu desa Jaya Bakti , Sindang Jaya dan Sindang Sari . Tegas Linih .
Lalu menurut Linih , pada tahun 1921 Bapak Gabid meninggal dunia , maka untuk menghormati jasanya semasa hidupnya , para pengikutnya maupun keturunannya sepakat untuk memakamkan beliau di mana untuk pertama kali di temukannya perkakas rumah tangga yang terbuat dari tempurung kelapa atau batok kelapa lalu makam tersebut kini terkenal dengan nama " Kramat Batok "
Sampai saat ini setiap malam jum'at banyak masyarakat yang datang dari Jakarta , Bogor , Karawang , Jawa Timur dan Bekasi sendiri untuk mengadakan Tawasulan dan pada setiap tanggal 1 suro di area makam tersebut selalu di adakan Tawasulan dan memotong beberapa ekor kerbau dan dagingnya di bagikan kepada masyarakat yang kurang mampu dan diadakan pesta budaya dengan menampilkan berbagai kesenian tradisional dari berbagai daerah selama tujuh hari tujuh malam .
Sementara itu Afiat Yoga Nirmala pemerhati Benda Cagar Budaya ( BCB )mengatakan kepada sentana pada selasa ( 11/5 ) kemarin  bahwa , sesuai dengan undang - undang No 5 tahun 1992 dan perda Jawa Barat Nomor 7 tahun 2003 maka sudah saatnya kita melestarikan dan memelihara Benda Cagar Budaya yang ada di wilayah kita , sehingga keberadaan Cagar Budaya tetap terpelihara dengan baik .

0 komentar:

Posting Komentar